Islamic Widget

Tuesday, February 22, 2011

menanti di barzakh...

da banyk gak lagu2 nasyid yang ak layn..
tp ak tak th knp ak minat dgn lagu dari far east ni...
kite same2 hayati lirik dy ea.. >.<
..........
Ku merintih... aku menangis...
Ku meratap... aku mengharap...
Ku meminta... dihidupkan semula
Agar dapat kembali ke dunia nyata

Perjalanan hidupku melengkapi sebuah kembara

Singgah dirahim bonda sebelum berangkat ke mahsyar
Diperhitung amalan penentu syurga atau sebaliknya

Tanah yang basah bewarna merah

Semerah mawar yang juga rimbun
Tujuh langkahpun baru berlalu
Seusai talkin bertambah syahdu
Tenang dan damai dipusaraku
Nisan batu menjadi tugu
Namun tak siapapun tahu resah penantianku

Terbangkitnya aku dari sebuah kematian

Seakanku dengari tangis mereka yang ku tinggalkan
Kehidupan disini bukan satu khayalan
Tetapi ia sebenar kejadian

Kembali ROH kembali...

Kembalilah ke dalam diri
Sendirian sendiri...
Sendiri bertemankan sepi
Hanya kain putih yang membalut ditubuhku
Terbujur dan kaku jasad didalam keranda kayu

AJAL yang datang dimuka pintu tiada siapa yang diberitahu

Tiada siapapun dapat dicari
Tiada siapa yang terkecuali
Lemah jemari...
Nafas terhenti...
Tidak tergambar sakitnya mati...
Cukup sekali tak sanggup lagi ku mengulangi...

Jantung berdegup kencang

Menantikan malaikat datang
Menggigil ketakutan dalam pekat di pandangan

Selama ini diceritakan

Kini aku merasakan di alam barzakh jasad dikebumikan

Ku merintih... aku menangis...

Ku merata... aku mengharap...
Ku meminta... dihidupkan semula
Agar dapat kembali kedunia nyata.


>.<

AIR MATA MUTIARA....



Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembik.

"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak dapat menolongmu."

Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahawa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan perit yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang mampu kau lakukan", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bondanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya.

Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, kukuh berkilat, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.